Minggu, 21 April 2013

ini foto kondisi kelasku saat break kuliah,,,seru banget hari - hariku bersama mereka...

 kebersamaanku dan teman2 yang lagi berfoto bareng dengan kaprodi dan dosen...
yang mungkin ini adalah kesempatan langka buat kami..



 ini kebersamaanku dengan teman sekost yang selalu membuat hari2ku berwarna. ini moment ketika kami mau berangkat ngurus administrasi tiba2 ada yang numpang satu di belakang sendiri..hihihiihhi....awas ya..ketangkep pak pol nanti kalo bertiga gini...

 dan yang berkrudung hijau itu adalah dosen favoritku looh...bu rully namanya...beliau sabar banget jadi dosen. pendidikannya tinggi dan sangat berkompeten..hanya satu yang ku ingat tentang beliau, beliau selalu haus akan ilmu,..




 suasana lagi break kuliah...


 ini foto ketika kelas B masih utuh,,,






Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil dan Pertolongan Persalinan di Rumah



BAB II 
PEMBAHASAN 

2.1. Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil
A. Faktor yang mempengaruhi kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu : faktor fisik, faktor psikologis  dan      faktor sosial budaya dan ekonomi. 
1.    Faktor fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah : 
a.       Memantau    kemajuan         kehamilan. 
Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
b.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu,
Saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya 
c.       Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi 
Untuk mengetahui secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya 
d.      Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. 
Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar.
e.       Mempersiapkan       agar     masa    nifas    berjalan            normal. 
Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar.
f.       Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. 
Salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun.

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat. 
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu kelebihan gizi pada ibu hamil dapat berdampak yang tidak baik terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal (makrosomia), sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan. 
Ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

2.    Faktor Psikologis
Faktor Psikologis sangat mempengaruhi kehamilan.Macam faktor psikologis pada ibu      hamil antara lain
a.       Stressor 
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
b.      Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c.       Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. 
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok dimana ibu hamil berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Begitu juga dengan personal hygiene yang sangat penting . Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya anatara lain mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan BH yang menopang payudara, dan memakai pakaian yang dapat menyerap keringat. 
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin serta merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.  Yang harus diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui            dengan            aman. 

B. Hal- hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Masa Kehamilan 
1.        Makan 1-2 piring lebih banyak makanan bergizi dalam 1 hari- terlebih jika anda kurus, makan lebih banyak sayur dan buah, lauk- pauk – daging merah, ayam, telur, ikan, ercis dan kacang- kacangan setiap hari. 
2.         Periksa kehamilan secara teratur ke bidan atau petugas kesehatan lainnya. Dengan standart minimal 4 kali selama kehamilan (1 kali di awal kehamilan, 1 kali di trimeseter ke 2, 2 kali di akhir kehamilan)
3.         Minumlah yang lebih banyak, terutama air putih. Cairan yang masuk berguna untuk membantu peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan. Minum sedikitnya 6 - 8 gelas sehari, dapat berupa jus buah, susu, atau air putih biasa
4.        Minum suplemen zat besi yang mengandung zat Besi sebanyak 30 miligram sehari selama masa kehamilan, atau sesuai yang dianjurkan oleh petugas kesehatan berwenang. Zat Besi ini berguna untuk mencegah terjadinya anemia pada saat kehamilan, yang dapat menyebabkan terjadinya risiko untuk terjadinya perdarahan saat persalinan.
5.         Konsumsi Asam Folat 400 mikrogram perhari, sebelum kehamilan hingga beberapa bulan pertama dalam kehamilan. Hal ini berguna untuk mencegah cacat tabung saraf dan tulang belakang pada si kecil. Asam Folat ini diperoleh dari makanan seperti pada sereal, beras merah, jeruk, sayuran hijau, kacang-kacangan, brokoli, dan lainnya
6.        Menerima suntikan TT 2 kali semasa kehamilan
7.        Menggunakan garam beryodium di makanan setiap hari untuk kesehatan janin.
8.        Tetap melakukan aktivitas sehari- hari dan berolahraga secara teratur, tapi jaga jangan    terlalu  capek.

C. Hal-hal Yang Harus dihindari Untuk Kesehatan Janin
a.       Bekerja terlalu keras dan tidak cukup istirahat.
b.      Minum obat sembarangan kecuali dengan resep dokter.
c.       Pijat perut.
d.      Berada di sekitar anak- anak penderita cacar .
e.       Merokok
f.       Minum minuman beralkohol
g.      Bekerja dengan dan menghirup pestisida, herbisida atau bahan kimia lainnya.
h.      Makan terlalu sedikit dengan menu monoton; tidak ada makanan yang harus dihindari   selama kehamilan.

D.  Petunjuk Pertolongan Pertama Untuk mengatasi Masalah Ringan Selama Kehamilan
a.       Mual atau Muntah-Coba makan dengan porsi kecil tapi teratur walaupun tidak ada nafsu makan. Jika masih berlanjut, bidan mungkin bisa memberi obat.
b.      Panas atau Terbakar –di lambung atau rongga dada (asam lambung dan dada sesak) – Makan makanan dalam porsi kecil sampai habis dan banyak minum air. Bidan mungkin bisa memberi obat.
c.        Bengkak Kaki- Istirahat dengan kaki diangkat selama beberapa kali dalam sehari. Makan secara teratur dan kurangi makanan bergaram tiggi seperti mi instan. Jika kaki sangat bengkak, dikuti pembengkakan tangan dan wajah, segera pergi berobat.
d.       Sakit Punggung : Bisa diatasi melalui olahraga serta sikap duduk dan berdiri tegak
e.        Terlalu kurus, pucat dan lemah : Makan lebih banyak beserta lauk pauk seperti ercis, kacang- kacangan, daging ayam, susu, telur, daging merah, ikan dan sayur warna hijau tua. Minum kapsul zat besi setiap hari.
f.       Sembelit : Minum banyak air- kurang lebih 6-8 gelas sehari. Makan banyak buah, sayuran, dan ubi. banyak berolahraga

E.  Tanda bahaya Masa Kehamilan
a.         Pendarahan : Berbaring diam dan panggil petugas kesehatan.Jika pendarahan terjadi di masa akhir kehamilan- setelah 6 bulan, segera pergi ke Rumah Sakit.
b.         Anemia Akut: Merasa makin lemah, cepat capek, dan terlihat pucat; harus minta kapsul zat besi ke petugas kesehatan. Lebih baik melahirkan di Rumah Sakit karena resiko pendarahan tinggi.
c.         Bengkak kaki di tiga bulan terakhir kehamilan disertai gejala bengkak tangan, muka, pusing berkepanjangan, atau pengelihatannya menjadi terganggu ; bisa menjadi masalah serius-bisa jadi terkena toxemia atau keracunan kehamilan.Segera pergi ke petugas kesehatan.
Jika memang menderita kehamilan toxemia, sangat penting untuk :
o Istirahat total di tempat tidur 
o Makan diet sehat
o Jika tidak ada perubahan gejala , masih mengalami gangguan pengelihatan, bengkak wajah dan berbusa mulut (gejala epilepsy), segera pergi ke rumah sakit, atau mereka bisa meninggal.
2.2. Pertolongan Persalinan di Rumah
A.    Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 : 157).
B.     Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut: (Manuaba, 1998 : 157)
1.      Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2.       Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
3.      Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.


C.     Perencanaan Persalinan
Perencanaan persalinan sebaiknya dilakukan untuk mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi. Perencanaan persalinan terdiri dari: (Huliana, 2001 : 115)
1.      Tempat melahirkan.
2.      Penolong persalinan.
3.      Transportasi.
4.       Penghilang rasa nyeri.
5.      Pendamping persalinan.
6.      Plasenta (dimana plasenta akan diurus).

D.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Persalinan di Rumah
Melahirkan di rumah sendiri ternyata jauh lebih aman, hemat, dan bermanfaat. Dengan menjalani persalinan di rumah kemungkinan tertukarnya bayi bisa dihindari. Memang, tidak semua rumah sakit bisa memberi jaminan tak mungkin ada kasus bayi tertukar. Ini sangat tergantung dari kondisi dan tingkat akurasi pengindetifikasian bayi di masing-masing rumah sakit. Apalagi selain tidak rapinya pengidentifikasian, kesibukan para tenaga medis yang terbatas terkadang masih memungkinkan adanya bayi tertukar tanpa sepengetahuan ibunya. Belum lagi kalau sistem pengamanan rumah sakit kurang jeli, tak mustahil bisa terjadi penculikan bayi.
Faktor lain adalah kenyataan tak terbantah bahwa rumah sakit adalah sumber penyakit, sehingga besar kemungkinan sang bayi terjangkiti infeksi nosokomial. Selain itu ada faktor psikologis yang seringkali dirasakan oleh ibu bersalin di rumah sakit. Yakni adanya unsur “diskriminasi” perlakuan rumah sakit meski ini juga konsekuensi pilihannya. Semisal, sejak awal masuk rumah sakit, ibu dan bayi telah dibeda-bedakan menurut kelas-kelas perawatannya kelak. Apalagi sebagai konsekuensi logis dari lembaga jasa pelayanan bagi orang banyak, secara tak langsung perlakuan pihak rumah sakit bisa dikatakan kurang personal atau tidak “ramah”, lantaran kebanyakan ibu dan bayi diperlakukan sekedar sebagai “nomor kamar” saja.
Faktor terakhir yang tak kalah pentingnya adalah kecenderungan beberapa dokter di rumah sakit bersalin mempatologiskan suatu tindakan persalinan meskipun sebenarnya bisa dilakukan secara fisiologis (normal). Alasannya? Lantaran terbatasnya waktu sedangkan jumlah pasien yang harus dilayani masih banyak. Ini tercermin dari pemakaian infus oxitocin dan suntikan prostagladin untuk mempercepat pembukaan jalan lahir, atau kerap kali sang calon ibu di-vacum atau di-forcep, bahkan seringkali memilih tindakan cesar untuk mempercepat proses kelahiran (echalucu, 2007).

E.     Persyaratan Persalinan di Rumah
Yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengkonfirmasikan bahwa kehamilan tersebut sifatnya fisiologis atau normal. Artinya tidak terdapat kelainan 3 P, yakni power atau kekuatan dari si calon ibu; passage atau jalan lahir; dan passanger yakni kondisi janin yang akan melaluinya. Kalau ketiga faktor tersebut dalam keadaan baik, bisa disimpulkan bahwa persalinan tersebut adalah fisiologis atau akan berlangsung normal.
Syarat kedua adalah tersedianya tenaga penolong persalinan yang andal. Sebenarnya tidak harus seorang dokter ahli kebidanan dan kandungan, namun cukup seorang dokter umum yang terampil dalam bidang tersebut. Bahkan bidan yang berpengalaman pun akan bisa melakukannya. Memilih tenaga berkualifikasi seperti itu sebenarnya tidak terlalu sulit. Dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan bisa memperoleh informasi tentang dokter atau bidan mana yang andal sebagai penolong persalinan dan bersedia dimintai pertolongan sewaktu-waktu. Meskipun berprofesi sebagai penolong persalinan, mereka harus mengenal dengan baik siapa yang akan ditolong. Oleh karena itu kontrolkanlah kehamilan Anda secara teratur.Dokter yang memiliki banyak pasien atau yang sangat sibuk bukanlah tipe penolong persalinan yang ideal. Sebab seorang penolong persalinan yang baik tidak hanya berpengalaman, berpengetahuan, dan berketerampilan di bidangnya, sebaiknya juga seorang pribadi yang berdedikasi tinggi dalam membimbing persalinan. Sebagai contoh, proses pembukaan jalan lahir hingga sempurna biasanya dipimpin seorang bidan. Selama proses ini sang calon ibu biasanya mengalami rasa sakit mulas yang makin lama makin sering disertai nyeri dalam waktu yang relatif agak lama. Dalam kondisi seperti ini sang penolong persalinan harus bisa menanamkan rasa percaya diri, rasa tenang dan aman, rasa terlindung, serta kepastian akan keselamatan pada sang calon ibu yang ditolong.
Ketiga adalah mempersiapkan satu kamar atau ruang bersalin di rumah. Tidak perlu harus ruangan khusus. Cukup sebuah kamar tidur keluarga dapat dipersiapkan merangkap sebagai “kamar bersalin”. Toh, yang akan dilahirkan adalah warga baru keluarga ini juga. Kamar ini hendaknya bersih, tenang dengan penerangan dan ventilasi udara yang baik dan memadai. Tersedia pula perlengkapan lain untuk kebutuhan ibu dan bayi. Misalnya untuk ibu, dua helai kain panjang bersih, satu gunting steril, minimal direbus dulu dalam air mendidih selama lebih dari 15 menit. Jangan lupa, benang kasur steril, satu buah kateter urin logam steril untuk wanita, sebuah neerbeken atau pispot bersih dan sebuah baskom penampung ari-ari. Sedangkan untuk bayinya harap disediakan air hangat secukupnya untuk mandi, sebotol baby-oil, baju, popok, baju hangat, sepotong kain kasa steril, dan sebotol alkohol 70% sebanyak kurang lebih 60 cc (echalucu, 2007).

F.      Kelebihan dan kekurangan persalinan di rumah
Persalinan di rumah ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya, suasana di rumah yang akrab membuat ibu hamil merasa didukung keluarga maupun tetangga. Kamar selalu tersedia dan tak memerlukan pengangkutan ke rumah sakit. Di rumah, ibu hamil terhindar dari infeksi silang yang bisa terjadi di rumah sakit. Hal terpenting, biaya bersalin di rumah jauh lebih murah. (echalucu, 2007).
Kekurangannya, penolong persalinan (dukun bayi, bidan atau tenaga lain) umumnya hanya satu. Sanitasi, fasilitas, peralatan dan persediaan air bersih mungkin kurang. Jika memerlukan rujukan, diperlukan pengangkutan dan pertolongan pertama selama perjalanan. Jika perjalanannya jauh atau lama, maka komplikasi yang terjadi misalnya perdarahan atau kejang-kejang dapat lebih parah. Di rumah, perawatan bayi prematur juga sulit.
Persalinan di rumah diharapkan berlangsung normal. Untuk amannya persalinan di rumah, penolong perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.      Tugas penolong persalinan pada waktu ibu menunjukkan tanda-tanda mulainya persalinan ialah mengawasinya dengan sabar, dan tak melakukan tindakan jika tidak indikasi.
2.      Ibu yang sedang dalam persalinan perlu ditenangkan agar kontraksi rahim teratur dan adekuat, sehingga persalinan berjalan lancar. Jika persalinan belum selesai setelah 18 jam, ia perlu dirujuk karena ini berarti persalinannya mengalami kesulitan.
3.      Kala pengeluaran bayi hendaknya jangan terburu-buru, karena dapat menyebabkan robekan pada jalan lahir dan terjadinya perdarahan pasca-persalinan sebab rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik. Jika persalinan tidak juga selesai 1 jam, maka ibu bersalin perlu dirujuk karena ini berarti persalinannya macet.
4.      Setelah bayi lahir, penolong hendaknya jangan memijat-mijat rahim atau menarik tali pusat dengan maksud melepaskan dan melahirkan uri, tunggulah dengan tenang. Jika setelah setengah jam uri belum juga lepas, dapat diberikan obat untuk memperkuat kontraksi rahim. Kalau perlu, uri dapat dikeluarkan dengan tangan setelah 1 jam bayi lahir.
5.      Jika terjadi perdarahan setelah uri lahir, berilah obat penguat kontraksi rahim, karena biasanya perdarahan itu disebabkan rahim yang berkontraksi lemah. Periksalah apakah ada robekan jalan lahir.
6.      Para penolong persalinan hendaknya memeriksakan kembali ibu bersalin sebelum meninggalkan rumahnya. Periksalah nadi, pernapasan, tekanan darah, kontraksi rahim, ada tidaknya perdarahan dari jalan lahir, dan keadaan bayinya.






















BAB III 
PENUTUP 


3.1 Kesimpulan
A.    Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil
Pemeliharaan kehamilan sangat dibutuhkan bagi perkembangan ibu dan janin sehingga kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman. Pemeliharaan kehamilan juga harus didukung oleh keluarga agar ibu hamil tidak mengalami depresi yang berakibat pada ibu dan janin

B. Pertolongan Persalinan di Rumah
Persalinan di rumah dapat dibenarkan bagi wanita dengan kehamilan risiko rendah setelah penapisan melalui Pan. Namun persalinan ini perlu didukung fasilitas yang memadai. Jika diperlukan, rujukan dapat diberikan dengan cepat dan tepat. Di sisi lain, para penolong persalinan di rumah juga perlu ditingkatkan kemampuannya, dan mampu menjalin kerja sama dengan jaringan pelayanan yang lebih tinggi (Lesti, 

3.2  Kritik dan Saran
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan pengerjaan tugas makalh kami selanjutnya.