BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pemeliharaan
Kesehatan Ibu Hamil
A. Faktor yang mempengaruhi
kehamilan
Ada tiga
faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu : faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
1. Faktor fisik
Seorang ibu
hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status
kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan
kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.
Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care
(ANC) tersebut adalah :
a. Memantau kemajuan kehamilan.
Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
b. Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu,
Saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan
atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna
bagi ibu dan janinnya
c. Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
Untuk mengetahui secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya
d. Mempersiapkan
ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.
Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat
tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan
dapat berjalan dengan lancar.
e. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal.
Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka
diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar.
f. Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.
Salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam
keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun.
Karena
manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
Selain itu
status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa
kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi
ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin
akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu
kelebihan gizi pada ibu hamil dapat berdampak yang tidak baik terhadap ibu dan
janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal (makrosomia), sehingga ibu
akan kesulitan saat proses persalinan.
Ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak
harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti
tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi
garam atau makanan yang terlalu asin.
2.
Faktor Psikologis
Faktor
Psikologis sangat mempengaruhi kehamilan.Macam faktor psikologis pada ibu hamil
antara lain
a. Stressor
Stress yang
terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat
mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir jika stress
pada ibu tidak tertangani dengan baik.
b. Dukungan
keluarga
Dukungan
keluarga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika
seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri,
lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c. Faktor
lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya
hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup
sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya
tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok dimana ibu
hamil berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan
dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk
gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Begitu juga dengan personal
hygiene yang sangat penting . Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya
anatara lain mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan
BH yang menopang payudara, dan memakai pakaian yang dapat menyerap
keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor
penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup
dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin serta merencanakan persalinan di
tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan
adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka
kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik. Yang harus diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah
suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis
yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan
demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat
dilalui dengan aman.
B. Hal- hal Yang Perlu Diperhatikan
dalam Masa Kehamilan
1.
Makan 1-2 piring lebih banyak makanan bergizi dalam 1
hari- terlebih jika anda kurus, makan lebih banyak sayur dan buah, lauk- pauk –
daging merah, ayam, telur, ikan, ercis dan kacang- kacangan setiap hari.
2.
Periksa
kehamilan secara teratur ke bidan atau petugas kesehatan lainnya. Dengan
standart minimal 4 kali selama kehamilan (1 kali di awal kehamilan, 1 kali di
trimeseter ke 2, 2 kali di akhir kehamilan)
3.
Minumlah yang
lebih banyak, terutama air putih. Cairan yang masuk berguna untuk membantu
peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan. Minum sedikitnya 6 - 8
gelas sehari, dapat berupa jus buah, susu, atau air putih biasa
4.
Minum suplemen zat besi yang mengandung zat Besi
sebanyak 30 miligram sehari selama masa kehamilan, atau sesuai yang dianjurkan
oleh petugas kesehatan berwenang. Zat Besi ini berguna untuk mencegah
terjadinya anemia pada saat kehamilan, yang dapat menyebabkan terjadinya risiko
untuk terjadinya perdarahan saat persalinan.
5.
Konsumsi Asam
Folat 400 mikrogram perhari, sebelum kehamilan hingga beberapa bulan pertama
dalam kehamilan. Hal ini berguna untuk mencegah cacat tabung saraf dan tulang
belakang pada si kecil. Asam Folat ini diperoleh dari makanan seperti pada
sereal, beras merah, jeruk, sayuran hijau, kacang-kacangan, brokoli, dan
lainnya
6.
Menerima suntikan TT 2 kali semasa kehamilan
7.
Menggunakan garam beryodium di makanan setiap hari
untuk kesehatan janin.
8.
Tetap melakukan aktivitas sehari- hari dan berolahraga
secara teratur, tapi jaga jangan terlalu capek.
C. Hal-hal
Yang Harus dihindari Untuk Kesehatan Janin
a.
Bekerja terlalu keras dan tidak cukup istirahat.
b.
Minum obat sembarangan kecuali dengan resep dokter.
c.
Pijat perut.
d.
Berada di sekitar anak- anak penderita cacar .
e.
Merokok
f.
Minum minuman beralkohol
g.
Bekerja dengan dan menghirup pestisida, herbisida atau
bahan kimia lainnya.
h.
Makan terlalu sedikit dengan menu monoton; tidak ada
makanan yang harus dihindari selama
kehamilan.
D. Petunjuk Pertolongan Pertama Untuk mengatasi
Masalah Ringan Selama Kehamilan
a.
Mual atau Muntah-Coba makan dengan porsi kecil tapi
teratur walaupun tidak ada nafsu makan. Jika masih berlanjut, bidan mungkin
bisa memberi obat.
b. Panas atau
Terbakar –di lambung atau rongga dada (asam lambung dan dada sesak) – Makan
makanan dalam porsi kecil sampai habis dan banyak minum air. Bidan mungkin bisa
memberi obat.
c. Bengkak Kaki- Istirahat dengan kaki diangkat
selama beberapa kali dalam sehari. Makan secara teratur dan kurangi makanan
bergaram tiggi seperti mi instan. Jika kaki sangat bengkak, dikuti pembengkakan
tangan dan wajah, segera pergi berobat.
d. Sakit Punggung : Bisa diatasi melalui olahraga
serta sikap duduk dan berdiri tegak
e. Terlalu kurus, pucat dan lemah : Makan lebih
banyak beserta lauk pauk seperti ercis, kacang- kacangan, daging ayam, susu,
telur, daging merah, ikan dan sayur warna hijau tua. Minum kapsul zat besi
setiap hari.
f. Sembelit : Minum
banyak air- kurang lebih 6-8 gelas sehari. Makan banyak buah, sayuran, dan ubi.
banyak berolahraga
E. Tanda bahaya Masa Kehamilan
a.
Pendarahan : Berbaring diam dan panggil petugas
kesehatan.Jika pendarahan terjadi di masa akhir kehamilan- setelah 6 bulan,
segera pergi ke Rumah Sakit.
b.
Anemia Akut: Merasa makin lemah, cepat capek, dan
terlihat pucat; harus minta kapsul zat besi ke petugas kesehatan. Lebih baik
melahirkan di Rumah Sakit karena resiko pendarahan tinggi.
c.
Bengkak kaki di tiga bulan terakhir kehamilan disertai
gejala bengkak tangan, muka, pusing berkepanjangan, atau pengelihatannya
menjadi terganggu ; bisa menjadi masalah serius-bisa jadi terkena toxemia atau
keracunan kehamilan.Segera pergi ke petugas kesehatan.
Jika memang menderita kehamilan toxemia, sangat
penting untuk :
o Istirahat total di tempat tidur
o Makan diet sehat
o Jika tidak ada perubahan gejala , masih mengalami
gangguan pengelihatan, bengkak wajah dan berbusa mulut (gejala epilepsy),
segera pergi ke rumah sakit, atau mereka bisa meninggal.
2.2. Pertolongan Persalinan di Rumah
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah
cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 :
157).
B.
Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan
definisi adalah sebagai berikut: (Manuaba, 1998 : 157)
1.
Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2.
Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan
bantuan tenaga dari luar.
3.
Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan
untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
C.
Perencanaan Persalinan
Perencanaan persalinan sebaiknya
dilakukan untuk mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi. Perencanaan
persalinan terdiri dari: (Huliana, 2001 : 115)
1.
Tempat melahirkan.
2.
Penolong persalinan.
3.
Transportasi.
4.
Penghilang rasa nyeri.
5.
Pendamping persalinan.
6.
Plasenta (dimana plasenta akan diurus).
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Persalinan di Rumah
Melahirkan
di rumah sendiri ternyata jauh lebih aman, hemat, dan bermanfaat. Dengan
menjalani persalinan di rumah kemungkinan tertukarnya bayi bisa dihindari.
Memang, tidak semua rumah sakit bisa memberi jaminan tak mungkin ada kasus bayi
tertukar. Ini sangat tergantung dari kondisi dan tingkat akurasi
pengindetifikasian bayi di masing-masing rumah sakit. Apalagi selain tidak
rapinya pengidentifikasian, kesibukan para tenaga medis yang terbatas terkadang
masih memungkinkan adanya bayi tertukar tanpa sepengetahuan ibunya. Belum lagi
kalau sistem pengamanan rumah sakit kurang jeli, tak mustahil bisa terjadi
penculikan bayi.
Faktor lain
adalah kenyataan tak terbantah bahwa rumah sakit adalah sumber penyakit,
sehingga besar kemungkinan sang bayi terjangkiti infeksi nosokomial. Selain itu
ada faktor psikologis yang seringkali dirasakan oleh ibu bersalin di rumah
sakit. Yakni adanya unsur “diskriminasi” perlakuan rumah sakit meski ini juga
konsekuensi pilihannya. Semisal, sejak awal masuk rumah sakit, ibu dan bayi
telah dibeda-bedakan menurut kelas-kelas perawatannya kelak. Apalagi sebagai konsekuensi
logis dari lembaga jasa pelayanan bagi orang banyak, secara tak langsung
perlakuan pihak rumah sakit bisa dikatakan kurang personal atau tidak “ramah”,
lantaran kebanyakan ibu dan bayi diperlakukan sekedar sebagai “nomor kamar”
saja.
Faktor terakhir
yang tak kalah pentingnya adalah kecenderungan beberapa dokter di rumah sakit
bersalin mempatologiskan suatu tindakan persalinan meskipun sebenarnya bisa
dilakukan secara fisiologis (normal). Alasannya? Lantaran terbatasnya waktu
sedangkan jumlah pasien yang harus dilayani masih banyak. Ini tercermin dari
pemakaian infus oxitocin dan suntikan prostagladin untuk mempercepat pembukaan
jalan lahir, atau kerap kali sang calon ibu di-vacum atau di-forcep, bahkan
seringkali memilih tindakan cesar untuk mempercepat proses kelahiran (echalucu,
2007).
E. Persyaratan
Persalinan di Rumah
Yang perlu
dilakukan pertama kali adalah mengkonfirmasikan bahwa kehamilan tersebut
sifatnya fisiologis atau normal. Artinya tidak terdapat kelainan 3 P, yakni
power atau kekuatan dari si calon ibu; passage atau jalan lahir; dan passanger
yakni kondisi janin yang akan melaluinya. Kalau ketiga faktor tersebut dalam
keadaan baik, bisa disimpulkan bahwa persalinan tersebut adalah fisiologis atau
akan berlangsung normal.
Syarat kedua
adalah tersedianya tenaga penolong persalinan yang andal. Sebenarnya tidak
harus seorang dokter ahli kebidanan dan kandungan, namun cukup seorang dokter
umum yang terampil dalam bidang tersebut. Bahkan bidan yang berpengalaman pun
akan bisa melakukannya. Memilih tenaga berkualifikasi seperti itu sebenarnya
tidak terlalu sulit. Dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan bisa
memperoleh informasi tentang dokter atau bidan mana yang andal sebagai penolong
persalinan dan bersedia dimintai pertolongan sewaktu-waktu. Meskipun berprofesi
sebagai penolong persalinan, mereka harus mengenal dengan baik siapa yang akan
ditolong. Oleh karena itu kontrolkanlah kehamilan Anda secara teratur.Dokter
yang memiliki banyak pasien atau yang sangat sibuk bukanlah tipe penolong persalinan
yang ideal. Sebab seorang penolong persalinan yang baik tidak hanya
berpengalaman, berpengetahuan, dan berketerampilan di bidangnya, sebaiknya juga
seorang pribadi yang berdedikasi tinggi dalam membimbing persalinan. Sebagai
contoh, proses pembukaan jalan lahir hingga sempurna biasanya dipimpin seorang
bidan. Selama proses ini sang calon ibu biasanya mengalami rasa sakit mulas
yang makin lama makin sering disertai nyeri dalam waktu yang relatif agak lama.
Dalam kondisi seperti ini sang penolong persalinan harus bisa menanamkan rasa
percaya diri, rasa tenang dan aman, rasa terlindung, serta kepastian akan
keselamatan pada sang calon ibu yang ditolong.
Ketiga
adalah mempersiapkan satu kamar atau ruang bersalin di rumah. Tidak perlu harus
ruangan khusus. Cukup sebuah kamar tidur keluarga dapat dipersiapkan merangkap
sebagai “kamar bersalin”. Toh, yang akan dilahirkan adalah warga baru keluarga
ini juga. Kamar ini hendaknya bersih, tenang dengan penerangan dan ventilasi
udara yang baik dan memadai. Tersedia pula perlengkapan lain untuk kebutuhan
ibu dan bayi. Misalnya untuk ibu, dua helai kain panjang bersih, satu gunting
steril, minimal direbus dulu dalam air mendidih selama lebih dari 15 menit.
Jangan lupa, benang kasur steril, satu buah kateter urin logam steril untuk
wanita, sebuah neerbeken atau pispot bersih dan sebuah baskom penampung
ari-ari. Sedangkan untuk bayinya harap disediakan air hangat secukupnya untuk
mandi, sebotol baby-oil, baju, popok, baju hangat, sepotong kain kasa steril,
dan sebotol alkohol 70% sebanyak kurang lebih 60 cc (echalucu, 2007).
F.
Kelebihan dan kekurangan
persalinan di rumah
Persalinan
di rumah ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya, suasana di rumah yang
akrab membuat ibu hamil merasa didukung keluarga maupun tetangga. Kamar selalu
tersedia dan tak memerlukan pengangkutan ke rumah sakit. Di rumah, ibu hamil
terhindar dari infeksi silang yang bisa terjadi di rumah sakit. Hal terpenting,
biaya bersalin di rumah jauh lebih murah. (echalucu, 2007).
Kekurangannya,
penolong persalinan (dukun bayi, bidan atau tenaga lain) umumnya hanya satu.
Sanitasi, fasilitas, peralatan dan persediaan air bersih mungkin kurang. Jika
memerlukan rujukan, diperlukan pengangkutan dan pertolongan pertama selama
perjalanan. Jika perjalanannya jauh atau lama, maka komplikasi yang terjadi
misalnya perdarahan atau kejang-kejang dapat lebih parah. Di rumah, perawatan
bayi prematur juga sulit.
Persalinan
di rumah diharapkan berlangsung normal. Untuk amannya persalinan di rumah,
penolong perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.
Tugas penolong persalinan pada waktu ibu menunjukkan
tanda-tanda mulainya persalinan ialah mengawasinya dengan sabar, dan tak
melakukan tindakan jika tidak indikasi.
2.
Ibu yang sedang dalam persalinan perlu ditenangkan agar
kontraksi rahim teratur dan adekuat, sehingga persalinan berjalan lancar. Jika
persalinan belum selesai setelah 18 jam, ia perlu dirujuk karena ini berarti
persalinannya mengalami kesulitan.
3.
Kala pengeluaran bayi hendaknya jangan terburu-buru,
karena dapat menyebabkan robekan pada jalan lahir dan terjadinya perdarahan
pasca-persalinan sebab rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik. Jika
persalinan tidak juga selesai 1 jam, maka ibu bersalin perlu dirujuk karena ini
berarti persalinannya macet.
4.
Setelah bayi lahir, penolong hendaknya jangan
memijat-mijat rahim atau menarik tali pusat dengan maksud melepaskan dan
melahirkan uri, tunggulah dengan tenang. Jika setelah setengah jam uri
belum juga lepas, dapat diberikan obat untuk memperkuat kontraksi rahim. Kalau
perlu, uri dapat dikeluarkan dengan tangan setelah 1 jam bayi lahir.
5.
Jika terjadi perdarahan setelah uri lahir, berilah
obat penguat kontraksi rahim, karena biasanya perdarahan itu disebabkan rahim
yang berkontraksi lemah. Periksalah apakah ada robekan jalan lahir.
6.
Para penolong persalinan hendaknya memeriksakan
kembali ibu bersalin sebelum meninggalkan rumahnya. Periksalah nadi,
pernapasan, tekanan darah, kontraksi rahim, ada tidaknya perdarahan dari jalan
lahir, dan keadaan bayinya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
A. Pemeliharaan
Kesehatan Ibu Hamil
Pemeliharaan kehamilan sangat dibutuhkan bagi perkembangan ibu dan janin
sehingga kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan
merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah
berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan
sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman. Pemeliharaan kehamilan juga
harus didukung oleh keluarga agar ibu hamil tidak mengalami depresi yang
berakibat pada ibu dan janin
B.
Pertolongan Persalinan di Rumah
Persalinan di rumah dapat dibenarkan bagi wanita dengan kehamilan risiko
rendah setelah penapisan melalui Pan. Namun persalinan ini perlu didukung
fasilitas yang memadai. Jika diperlukan, rujukan dapat diberikan dengan cepat
dan tepat. Di sisi lain, para penolong persalinan di rumah juga perlu
ditingkatkan kemampuannya, dan mampu menjalin kerja sama dengan jaringan
pelayanan yang lebih tinggi (Lesti,
3.2 Kritik dan
Saran
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan pengerjaan tugas makalh kami selanjutnya.